Aziz Nur Ariffianto

Penutur kalimat dari bahasa mesin yang masih terurai.

Cerita Ku.

 Sungguh, dulu waktu aku kecil, terutama pas SD aku ga jauh beda dari seorang pecundang, cengeng banget aku termasuknya, malesan anaknya, suka pamer, pendiam, sombong, bodoh pula, yang aku inget hampir tiap hari aku maju ke depan kelas, bukan buat ngerjain soal dari guru atau apa tapi karena sering banget aku ga ngerjain PR atau tugas dari guru, tapi untungnya, aku ga pernah tinggal kelas...., mungkin karena aku punya rasa ingin tau yang tinggi.

 Pernah aku berkeinginan untuk menetapkan cita² pertamaku untuk jadi ilmuwan, rasanya jadi ilmuwan itu keren, disamping bisa tau banyak hal tentang alam semesta, juga bisa menciptakan karya karya keren juga, dan salah satu bidang yang aku suka saat aku SD adalah elektronika atau teknologi, aku suka sama semua hal yang berbau elektronik, sampai sampai hampir semua alat elektronik yang aku punya pernah aku bongkar walaupun ga berhasil aku pasang lagi, menyesal ?, tentu tidak, karna aku dapat banyak “resources” dari barang² yang sebenernya ga rusak tapi aku rusak itu kaya speaker, saklar, lampu, dinamo, dll, sampai sampai kamar tempatku tidur berantakan banget, karena saking banyaknya barang² elektronik yang rusak berserakan di mana², ditambah lagi waktu aku main aku suka bawa pulang barang² (yang aku anggap keren) yang aku temukan di jalan kaya magnet, kelereng, penjepit kertas, dsb, jadi kamarku hampir mirip sama laboratorium ilmuwan² dah :D.

 Bahkan dari saking sukanya aku sama bidang itu, saat aku berumur sekitar anak² kelas 4 SD pernah aku mencoba membuat helikopter mini dari kardus dengan beberapa dinamo dan papan chip² yang aku dapetin dari upaya merusak mobil remote control miliku, dengan tanpa ilmu sedikitpun, hanya mengandalkan logika bagaimana baling² yang aku buat dari dinamo di dalam helikopter miniku bisa berputar dan mampu mengangkat beban kardus beserta beberapa alat di dalam helikopterku itu, iya walaupun helikopterku tidak bisa seperti helikopter pada umumnya yang bisa terbang, aku ga nganggap helikopterku ini gagal, karena kalau ketersediaan “resources” memadai, mungkin aku bisa berhasil menciptakan helikopterku itu.

 Pada tahun 2003, orang tuaku membelikan kaka pertama ku sebuah komputer dengan sistem operasi Windows 98, processor intel pentium III, vga S3 Trio 3D 8MB, hardisk 5GB, dan RAM 128MB, untuk keperluan kuliah dia, saat pertama kami “bermain” dengan komputer itu, kakaku memberitaukan segala hal yang mampu dilakukan oleh alat itu, mulai dari bermain game, memainkan lagu, ngeprint, dan sebagainya, karena latar belakangku dari kecil yang sudah tertarik sama semua hal yang berbau elektronik / teknologi, otomatis aku langsung tertarik sama yang namanya komputer, seakan akan itu merupakan teknologi tercanggih waktu itu.

 Setiap kali kakaku bermain dengan komputer, pasti aku berada di sampingnya sekedar melihat cara dia memainkanya baik waktu ngegame atau yang lain walaupun tanpa aku ikut memainkanya, aku hanya bisa diam diam memainkan komputer tanpa sepengetahuannya karena jika dia tau, dia pasti akan memarahiku karena aku hanya menggunakanya untuk bermain game.

 Setelah sekian lama komputer hadir di dalam kehidupanku dan kakaku sudah tidak terlalu sibuk dengan kuliahnya karena dia akan diwisuda jadi aku bisa dengan leluasa memakai komputer itu, aku pun mulai tau sedikit² tentang beberapa hal yang bisa dilakukan dengan komputer, baik yang aku bisa karena melihat kakaku ataupun bisa karena berusaha sendiri, sampai sampai orang tuaku memujiku bahwa aku bisa mengoperasikan komputer “hanya dengan melihat”, mungkin inilah yang mungkin disebut dengan mental block positif yang ditanamkan orang tuaku ke dalam alam bawah sadar ku sehingga di masa sekarang ini semua bidang yang berhubungan dengan komputer bisa saya selesaikan, bahkan saat aku sama sekali tak memahami itu, biasanya bakal mencoba² sendiri, kemudian tara..., berhasil.

 Bidang pertama yang aku geluti saat aku tertarik dengan komputer adalah photo editing, karena sebelumnya aku pernah melihat, hanya melihat, kakaku sedang bermain² dengan komputer di mana di layar monitornya tampak beberapa foto yang lagi di edit oleh kakaku, karya pertamaku adalah gambar spiderman asli hanya saja wajah spiderman tersebut aku ubah menjadi wajah kakaku yang aku ambil dari foto ijasahnya, hasil editan tersebut selesai, bagus, gambar terlihat seperti asli, selesai tanpa adanya bantuan dari internet, tutorial, atau semacamnya, dan ketika aku simpan dan aku jadikan latar belakang desktop, saat kakaku melihatnya, dia pun tersenyum.

 Melihat kemampuanku tersebut, akupun pernah memimpikan diriku untuk menjadi seorang photo editor, dengan beberapa hasil yang bisa dibilang cukup memuaskan dengan bantuan beberapa tutorial.

 Bidang selanjutnya ialah desainer, desainer disini bukan berarti desainer pakaian, akan tetapi desainer grafis menggunakan perangkat lunak CorelDraw, dalam penguasaanya aku tidak lagi mengandalkan kakaku untuk memperagakanya terlebih dahulu kepadaku, namun dengan bantuan tutorial yang disediakan oleh CorelDraw di bagian menu help yang berhasil mengajarkan dan mengenalkan akan dasar² desain grafis seperti adanya node, curve, dll.

 Saat aku menggeluti bidang tersebut, aku cukup tertarik, aku sering meniru gambar² orang lain dan menggambarnya sendiri di komputerku dengan teknik yang berbeda dan mengunggahnya ke Facebook, sehingga kemampuanku tersebut diketahui oleh guru² SMAku dan memintaku untuk mengikuti lomba desain grafis disalah satu universitas di Jawa tengah, tapi aku pulang tanpa hasil, mungkin karena lomba tersebut mendorong aku untuk berimajinasi dalam membuat gambar, sedangkan imajinasiku tidak berkembang karena aku hanya meniru gambar² milik orang lain tanpa menciptakan imajinasi sendiri :(.

 Walaupun demikian, aku tetap berbangga diri, karena aku berhasil menguasai teknik mendesain grafis dengan CorelDraw, oleh sebab itu sempat aku bercita² ingin menjadi desainer grafis yang profesional dan bekerja di perusahaan terkenal, keinginanku semakin kuat dengan adanya kepercayaan dariguru² di SMAku yang memintaku untuk membuatkan logo untuk ekstrakulikuler yang diampunya.

 Sebagai seorang anak yang technosexsual pastilah suka juga mempergunakan komputer untuk urusan game, dan salah satu game yang membuatku tertarik dan sukses kecil²an adalah game Online Seal Online Indonesia, karena di dalam game itu aku jadi tau bahwa sesuatu hal yang mendukung player cheater akan mampu menghasilkan uang karena hal tersebut akan dibeli dengan harga yang lumayan oleh para cheater.

 Sehingga dari hal tersebut aku jadi berkeinginan untuk menjelajah game Seal Online lebih dalam, menjelajah di sini bukan berarti menjelajah permainan di gamenya, melainkan cara kerja gamenya, cara kerja file SO3D.exe berjalan di sistem operasi windows.

 Hal pertama yang aku lakukan adalah mencari celah yang ada di dalam game...., sehingga muncul lah “Map Hack” dengan teknik hack yang aku temukan sendiri saat mengobrak abrik berkas map milik Seal Online, sebuah sistem manipulasi berkas .map yang memungkinkan player untuk berdiri di tempat yang seharusnya tidak dapat ditempatin oleh player normal (bukan cheater).

 Setelah aku menemukan teknik hack tersebut, aku langsung menjualnya ke para pemain Seal Online melalui iklan yang saya iklankan di dalam game dengan player milik sendiri, dari sinilah aku mengenal "Inno Setup Studio", aplikasi yang digunakan untuk membuat file setup / instalasi .exe sehingga mempermudah pembeli saat menginstall Map Hack buatanku, karena pembeli kebanyakan berasal dari luar kota, aku tetapkan untuk sistem pembayaranya melalui pulsa, karena saat itu aku belum mempunyai tabungan di bank, hasil dari menjual Map Hack tersebut, bisa dibilang mampu untuk mencukupi, bahkan lebih 200rb pulsa, dalam penggunaan pulsa untuk membeli paket internet selama 4 bulan.

 Kemudian, akupun mendengar istilah trainer, yaitu aplikasi yang dibuat dengan bahasa pemrograman tertentu yang mampu memanipulasi penggunaan memori dalam suatu game, sehingga aku pun berkeinginan untuk membuat trainer dengan bahasa yang cocok dalam pembuatan trainer yaitu Delphi.

 Kemudian setelah aku mempelajari lebih dalam tentang pemrograman sebatas hanya untuk mengetahui teknik dalam memanipulasi memori penggunaan aplikasi lain, terciptalah aplikasi pertamaku “Trainer Seal Online – Izarc Software”, aplikasi yang aku buat saat baru² lulus dari SMA ini aku buat menggunakan bahasa pemrograman Delphi dengan tampilan form yang user friendly (latar belakang desainer grafis) dan kaya akan fitur yang mendukung para cheater, aplikasi tersebut aku jual seharga 200 – 150 ribu 1 buahnya, dalam 1 bulan dikeluarkanya, aplikasi pertamaku tersebut mampu menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan.

 Dari kejadian itulah aku berkeinginan untuk merubah cita²ku menjadi seorang Programmer, namun Programmer yang positif, maksudnya, tidak lagi menciptakan aplikasi yang merugikan orang lain, alias developer game lain seperti Seal Online, melainkan menjadi developer dari perusahaan "Izarc Software" yang awal mula terbentuknya karena "Map Hack" dan "Trainer Seal Online", http://www.cheat-izarcsoftware.blogspot.com/.

 Karena aku merasa pasionku / bakatku berada di bidang komputer, akhirnya setelah aku lulus SMA, aku pun memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan bidangku, yaitu teknik informatika, walaupun aku bukan anak yang pinter matematika, dan punya ingatan yang kuat, tapi aku punya semangat, dan rasa ingin tau yang tinggi akan suatu hal, teknologi, komputer, itulah yang menjadi dasar kenapa aku kuliah di jurusan teknik informatika, aku hanya ingin memperdalam ilmu dari apa yang menjadi minatku dari kecil.

 Seperti yang aku bilang, aku berminat di bidang pemrograman, selama kuliah aku tak berhenti buat bikin aplikasi² (bisa di lihat di bagian My Qualifications di situs ini :D).

 Sebenarnya, bahasa pertama yang saya pelajari saat kuliah adalah C++, waktu itu dalam mata kuliah Struktur Data, tapi aku tidak menekuni bahasa ini, karena saat aku pertama diajarkan, semua serba tradisional, command prompt based, tak ada GUI, pake borland C++, primitive.

 Kemudian aku mengenal Visual Studio, dengan salah satu bahasa yang didukungnya adalah VB visual basic, aku mencoba mempelajari bahasa ini dengan membuat beberapa aplikasi, jauh² hari sebelum mata kuliah Pemrograman Visual diajarkan kepadaku.

 Dengan bahasa pemrograman Visual Basic, aku mencoba membuat jalan keluar dari ketertarikanku dengan ilmu pengetahuan, salah satunya dari menyediakan informasi² singkat, padat, dan jelas setiap hari, terciptalah aplikasi dengan nama Quoologi yang mampu menjawab masalahku itu, dengan informasi² yang dikemas dalam quote² menarik.

 Quoologi adalah aplikasi pertamaku yang aku buat dengan fitur yang banyak banget, di antaranya ada fitur untuk bikin berkas quote (berisi quote² dengan tema tertentu) dengan data yang bersumber dari twitter, kemudian lagi ada machine learning, yang membuat Quoologi menampilkan quote dengan tema yang sama seperti yang lagi kita lakuin, kaya misalnya lagi baca artikel tentang black hole, Quoologi bakal nampilin quote dengan black hole juga, kustomisasi tampilan Quoologi, fitur update quote dan quoologi (tanpa hosting), bagikan quote dari Quoologi ke Facebook dengan embel² “Dikirim dari Quoologi”, dan masih banyak lagi.

 Aku ajukan Quoologi ke perlombaan, dan lolos ke final, saat presentasi di depan juri aku menjelaskan panjang lebar tentang kegunaan Quoologi dan fitur² keren di dalamnya, berharap mereka terpesona akan presentasiku, tapi waktu selesai, mereka berkata, “Sebenarnya, apa si fungsi aplikasi yang kamu buat ?”, seketika itu langsung keringat dingin mendatangiku, lalu kemudian aku menyangkal, “Fungsi utamanya adalah memberikan informasi² ringan secara realtime kepada pengguna”, Apakah ini dibutuhkan oleh semua orang, atau minimal, berguna bagi banyak orang ?begitu kata juri menjawab.

 Aku menganggap Quoologi itu adalah aplikasi keren, karena banyak fitur² keren di dalamnya, tapi ternyata aku salah, aku sadar kalau sekeren²nya aplikasi, secanggih²nya aplikasi, tetap aja jelek, kalau aplikasi itu ngga berguna buat orang banyak, yah, bagiku Quoologi memang berguna, tapi buat orang lain tidak, tidak semua orang memiliki ketertarikan yang sama denganku, justru bagi orang lain Quoologi hanya pengganggu saja ketika mereka lagi fokus nonton film tapi Quoologi tiba² muncul, atau lagi ngegame, tiba² game minimize sendiri gara² Quoologi muncul tiba².

“[Doraemon] Nobita~ Terserah mau jadi apa yang penting berguna bagi masyarakat - Anime Words.”

 Sembari aku menekuni programming, aku juga aktiv di berbagai organisasi, mulai dari UKM, Relawan TIK, Ampu Studio, dll, kenapa aku aktiv di organisasi ?, karena semakin banyak orang yang mengenal kita, maka akan semakin banyak pula orang² yang tau keahlian kita, selain itu juga dengan banyak ikut organisasi, kemampuan kita buat berkomunikasi dengan orang lain akan lebih bagus, dan yang terpenting adalah, meningkatnya kemampuan untuk berbicara di depan publik, mengingat aku bikin² aplikasi, tentu harus punya kemampuan pitching yang baik untuk bisa memperkenalkan karya kepada orang banyak.

 Pada suatu saat, ada hype yang melanda kampusku di mana ada banyak mahasiswa/i yang berbondong² malam hari bergadang di labolatorium kampus hanya untuk menginput/mengentri/memasukan data Keluarga dari selembar formulir milik program Keluarga Berencana (BKKBN), formulir ini berisi data kependudukan, keterangan keluarga berencana, pembangunan keluarga, dsb.

 Yang mereka lakukan adalah memasukan data dari formulir Keluarga Berencana itu ke dalam berkas Microsoft Excel yang sudah disediakan oleh BKKBN, file excel yang disediakan adalah file yang sudah diprogram dengan macro, jadi ketika kita memasukan data, akan ada validasi entah itu NIK salah, umur tidak valid, ada yang belum diisi, dsb.

 Banyak yang ikut terpengaruh oleh hype ini, mengingat imbalan yang diberikan cukup lumayan, perlembarnya dihargai sebesar 800 rupiah, sampai² ada yang mengambil sampai berbendel² (sekitar 1 ribu lembar per bundle) dan dikerjakan di rumah, aku pun salah satu orang yang ikut mengentri data BKKBN.

 Aku merupakan orang yang malas, karena melakukan hal yang sama berulang² (mengentri data perlembar²) aku merasa bosan, sempat aku berpikir untuk mencari jalan keluar supaya mengentri data menjadi mudah, berangan² untuk membuat sistem yang bisa membaca hasil scan dari formulir data keluarga dan memasukanya otomatis ke dalam file exel dari BKKBN, tapi ah, itu terlalu sulit.

 Kemudian muncul suatu ide untuk membuat aplikasi dengan desain interface yang mempercepat dan memudahkan kita dalam memasukkan data ke excel, maka munculah aplikasi Windows Entri Data BKKBN, aplikasi yang aku buat menggunakan bahasa pemrograman VB ini membuat kita menjadi lebih cepat dalam mengentri data, karena kursor akan otomatis dipindahkan ke bagian lain, berbeda jika menggunakan excel, kita harus menggunakan keyboard untuk mengetik, dan mouse untuk memindahkan kursor, selain itu, kita tak perlu lagi untuk mengingat nomor kendali (kode unik) dari data sebelumnya dan mengurutkanya, semua sudah otomatis dengan aplikasi ini.

Ketika aplikasi telah selesai dibuat, aku membagikanya dengan teman²ku, tau tanggapan mereka ?, "aku bisa ngambil ribuan lembar nih gara² aplikasi ini", "mantab jiwa", "keren sekali aplikasinya", "dibikin bisa ganti background ziz, biar ngga bosen", "ajuin ke BKKBN ziz".

Bahagia ?, tentu, itu aplikasi pertama yang aku buat dan berguna bagi banyak orang (cheat ngga berguna, itu merusak game >.<).

Lantas aplikasi ini aku majukan ke Kerja Praktek (ujian seperti skripsi, tapi di bawahnya), saat sidang KP, ya ampun, aku dapat penguji yang menurut teman² yang lain Killer, tapi aku sudah mengenalnya, karena pernah satu projek bareng, aku menjelaskan semua panjang lebar, ketika selesai, dosen itu berkata padaku, "baru kali ini saya nguji KP tanpa revisi".

Aku suka sama semua hal yang berhubungan dengan komputer, bahkan ada training tentang dunia 3D dan animasi dari studio di kampus (Ampu Studio) aku tetap ikuti, karena sering sekali aku nongkrong di studio, aku diajak untuk ikut membantu mengerjakan projek animasi di studio.

Iya, semakin banyak orang mengenalku, semakin banyak juga orang yang tau keahlianku, kemampuanku dalam pemrograman pun ikut didengar oleh Studio Lead Ampu Studio, membuatku dipercaya untuk melanjutkan projek game Saving Komodo, walaupun sama sekali belum pernah berkutat dengan dunia game programming, aku tak mau melewatkan kesempatan ini, dan ternyata, aku bisa!. Yah, memang kalimat positif yang ditanamkan orang tuaku waktu kecil berpengaruh besar di kehidupanku sekarang, "aku bisa melakukan semuanya di bidangku" dan "aku percaya aku bisa".

Ada perlombaan aplikasi di kotaku, dan aku diminta untuk ikut serta di perlombaan itu, awalnya aku ingin mengajukan Entri Data BKKBN sebagai aplikasi yang akan dilombakan, tapi setelah dipikir², itu tak termasuk di kriteria aplikasi yang mereka prioritaskan, mereka menginginkan aplikasi yang dilombakan itu bisa berguna bagi masyarakat Kabupaten Banyumas.

Berhubung aku sudah menguasai Android setelah ilmu pemrograman mobile diajarkan, aku mengajukan aplikasi SATPAM (Sistem Aplikasi Terpadu Pelaporan dan Aduan Masyarakat) sebuah media aplikasi untuk pelaporan masyarakat ketika ada fasilitas rusak bisa dilaporkan, atau pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat bisa ditindak lanjuti, karena ini di handphone, pelaporan akan lebih mudah, karena bisa secara langsung mengambil dari kamera handphone, aplikasi ini aku buat dengan 2 platform, di windows untuk admin mengelola laporan yang masuk, dan Android untuk aplikasi yang dipakai masyarakat.

Aku jelaskan panjang lebar ke mereka, aku demokan bagaimana aplikasi ini bekerja, dan segala hal berkaitan dengan fitur² yang mendukung tujuan aplikasi ini, seperti ada fitur dukungan (like), komentar, chating ke admin, dsb, apakah mereka terkesan ?, YA, semua penonton terkesan, mereka bilang "hebat", "aplikasinya keren", "bisa dipake nih di Banyumas", dan saya puas sekali dengan pitching itu.

Tapi setelah juri memutuskan siapa pemenangnya, apakah aku masuk di tiga daftar pemenang ?, TIDAK, tanpa diberitahukan di awal, di perlombaan ini ada 2 kesempatan pitching, pertama, mereka yang presentasi maju ke depan menjelaskan aplikasinya langsung ke 3 juri dengan waktu terbatas, kedua, para peserta yang tidak kebagian kesempatan presentasi akan didatangi ke stand mereka masing² oleh 3 juri secara bergantian (tidak bersama²) tanpa adanya batas waktu, dugaanku, peserta lebih diuntungkan ketika tak ikut kebagian kesempatan presentasi, kenapa ?, masing² juri akan mengenal dan paham lebih banyak dengan aplikasi karena bisa berinteraksi langsung, dan tanpa ada batasan waktu bagi peserta untuk mengenalkan aplikasinya, terlebih peserta bisa mengenalkan aplikasinya 3 kali karena juri datang secara bergantian, dan dugaanku semakin diperkuat karena ketiga pemenang itu tidak ada yang ikut presentasi.

Apa aku kecewa ?, tentu, tapi berkat dukungan dari Ampu Studio, SATPAM dikenal oleh Polres Banyumas, dan mereka menginginkan aplikasi yang sama, bedanya di jenis pelaporanya, kalau SATPAM fokus dengan pelaporan fasilitas umum dan pelanggaran masyarakat, kalau Polres Banyumas menginginkan pelaporan tentang informasi terkait kegiatan polisi (kemacetan, kecelakaan, keributan, dan tindak kriminal lainya), dan pelanggaran polisi Banyumas. Aplikasi ini diberi nama E-Complaint Polres Banyumas.

Aplikasi ini aku buat dengan mengandalkan seluruh pengalamanku dalam membuat aplikasi² terdahulu, yang lebih penting adalah ilmu yang aku dapatkan dari mata kuliah pemrograman mobile, benar benar langsung aku realisasikan ke aplikasi ini.

Aku sering sekali mengunggah karya²ku ke media sosial, apakah itu merugikan ?, tentu tidak, gara² ini, banyak orang yang tau akan kemampuanku, salah satunya adalah teman saat aku aktif di Relawan TIK yang sekaligus adalah juri lomba SATPAM, di bulan Agustus 2016 dia tertarik untuk mengajak kerjasama dalam pembuatan aplikasi dari The Nature Conservancy - SIGAP.

“Pada awalnya, aplikasi ini hanya untuk panduan digital tentang tahapan 7D dari REDD+ dan pelaporan aktivitas terkait tahapan 7D (SIGAP versi 1), namun berkembang ke sistem yang lebih kompleks (SIGAP versi 2) yang akan aku jelaskan nanti sesuai timeline :).”

Ketika aplikasi selesai aku kerjakan, beberapa bulan kemudian aku diajak untuk ikut masuk ke perusahaan yang ia buat, dengan latar belakang yang kuat dan penuh dengan koneksi di mana² membuat banyak client berdatangan untuk meminta dibuatkan aplikasi, sudah banyak aplikasi yang aku kerjakan untuk perusahaan ini, namun sayang, ketika semua begitu menjanjikan salah satu mengundurkan diri dengan alasan beban yang dia pikul terlalu berat, dan ruginya, modal sudah dia keluarkan terlalu banyak, dan tidak cukup untuk membangun yang lainya, akan tetapi tetap bisa bertahan sampai sekarang 👍.

Salah satu aplikasi yang aku buat adalah Jatimas (Kinerja Bupati Banyumas), aplikasi sebagai informasi akan kinerja dari Bupati Banyumas, di mana pengguna bisa ikut merespon akan kinerja Bupati seperti mendukungnya, atau mengkomentarinya, aplikasi ini merupakan permintaan dari BAPPEDA Banyumas.

BAPPEDA sendiri meminta dibuatkan 2 aplikasi dan diberi waktu pembuatan hanya seminggu, pertama aplikasi untuk kinerja Bupati Banyumas, kedua aplikasi untuk mendata inovator² di Banyumas yaitu SABERINA (Satuan Bersama Inovasi dan Kreativitas), namun karena lead ku tau kalau aku sudah mengerjakan 1 aplikasi, dan mengingat deadline juga, akhirnya projek Saberina dikerjakan oleh orang lain, yaitu programmer baru.

Aku pun lepas tangan dengan projek Saberina, saat deadline tinggal 1 hari lagi, tidak ada tanda² perkembangan aplikasi Saberina, ketika ditanya, programmer baru itu menyangkal bahwa dia masih bingung dan butuh data lebih dalam tentang aplikasi yang ingin dibuat, akhirnya kita pun pergi ke BAPPEDA untuk menemui mereka dengan tujuan supaya kita lebih paham akan aplikasi Saberina sekaligus mempresentasikan aplikasi Jatimas yang sudah selesai aku kerjakan.

Ketika selesai rapat, aku menanyakan ke dia "gimana, udah paham?, cuma satu hari doang loh besok langsung diminta buat launching Saberinanya, Jatimas menyusul", kemudian dia menjawab "besok aku usahain, yang jelas aku udah tau kebutuhanya apa aja", di dalam hati aku ragu² dengannya, mengingat alasan yang sering dia ucapkan ketika ditanyakan projeknya, seperti leptopnya dibawa temen kos, kuncinya ngga ada, dll.

Tepat pada tanggal 20 Juni 2017 jam 13:41 seusai rapat, aku langsung bergegas mengerjakan aplikasi Saberina, "ziz, ini satu lagi kesempatanmu untuk menunjukan kalau kau ahlinya dalam membuat aplikasi Android, jangan sia-siakan", dengan materi yang udah aku pahami di kepala, dan dengan beberapa pengalaman dalam pembuatan aplikasi Android, akhirnya, 20 Juni 2017 23:49, aplikasi berhasil aku selesaikan, ini rekor pembuatan aplikasi tercepat yang pernah aku capai, yaitu selama 10 jam nonstop :D, bangga ?, sangat.

Kenapa aku bisa menyelesaikan aplikasi secepat itu ?, padahal tidak ada orang lain yang membantu ?. Untungnya aku memiliki latar belakang desain grafis, jadi soal aset aku tidak mengalami kesulitan karena bisa membuatnya sendiri, mulai dari icon, background, logo aplikasi dsb., kemudian soal programmingnya, aku sudah berpengalaman cukup banyak tentang pembuatan aplikasi² seperti ini, yang artinya aku juga punya banyak source code yang bisa aku pakai di aplikasi ini :D.

“Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman - Quoologi.”

Keesokan harinya, sesuai surat yang dikeluarkan oleh BAPPEDA, akan ada launching aplikasi SABERINA dan penandatanganan MoU di gedung CIS, kami pun bergerak menuju ke tempat acara, dan tebak bagaimana perkembangan dari programmer baru yang bertanggung jawab mengerjakan Saberina!, dia tidak muncul sama sekali saat itu, pecundang!.

Beberapa bulan selanjutnya BAPPEDA pun mengadakan lomba Festival Kinerja Pembangunan Kab. Banyumas, yang termasuk di dalamnya ada Krenova (Kreasi Inovasi dan Kreativitas), lomba diadakan dengan peserta dari seluruh Kabupaten Banyumas, aku dan beberapa orang dari Bappeda keliling Kabupaten Banyumas untuk mensosialisasi aplikasi Saberina supaya masyarakat yang memiliki inovasi bisa mendaftarkanya di dalam aplikasi Saberina, dan peserta lomba Krenova akan di ambil dari daftar inovasi di Saberina.

Juni 2017.
Bersambung.

Image Gallery